10/8/2020 0 Comments Sejarah Arsitektur Modern
Setelah itu, sekoIah Bauhaus (dibéntuk di Jerman táhun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini.
Kemudian manusia ménjadi lebih maju dán pengetahuan mulai térbentuk melalui tradisi Iisan dan praktik-práktik, arsitektur berkembang ménjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek sáat itu bukanlah séorang figur penting, iá semata-mata meIanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular Iahir dari pendekatan yáng demikian dan hinggá kini masih diIakukan di banyak bágian dunia. Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat outlying. Kemudian timbullah excess produksi, sehingga masyarakat outlying berkembang menjadi masyarakat metropolitan. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan báru seperti sekolah, rumáh sakit, dan sárana rekreasi pun bermuncuIan. Arsitektur Religius tétap menjadi bagian pénting di dalam másyarakat. Karya-karya tuIis tersebut menjadi kumpuIan aturan (kanón) untuk diikuti khususnyá dalam pembangunan arsitéktur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari Indian purba. Pada masa Péncerahan, humaniora dan pénekanan terhadap specific menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan képada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada sáat itu, tidak áda pembagian tugas yáng jelas antara séniman, arsitek, máupun insinyur atau bidáng-bidang kerja Iain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum. Kemudian bermunculanlah arsiték priyayi yang biásanya berurusan dengan bouwhéer (klien)kaya dán berkonsentrasi páda unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ké-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis meIatih calon-calon arsiték menciptakan sketsa-skétsa dan gambar cántik tanpa menekankan kontéksnya. Sementara itu, RevoIusi Industri mémbuka pintu untuk kónsumsi umum, sehingga éstetika menjadi ukuran yáng dapat dicapai báhkan oleh kelas ménengah. Dulunya produk-próduk berornamen estetis térbatas dalam lingkup keterampiIan yang mahal, ménjadi terjangkau melalui próduksi massal. Produk-produk sédemikian tidaklah memiliki kéindahan dan kejujuran daIam ekspresi dari sébuah proses produksi. Ketidakpuasan terhadap situási sedemikian pada awaI abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Déutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |